Jumat, 24 September 2010

Pengobatan Unggas

Program pebgobatan sebaiknya dilakukan jika ayam sudah terdeteksi secara dini terkena suatu penyakit. Jika infeksi sudah terlalu parah pengobatn akan sulit dilakukan karena membutuhkan waktu yang lama dan mahal, sehingga tidak efektif dan efisien. Bias juga peternak melakukan pengobatan secara terenfcana jika sebelumnya telah mengetaui sejarah penyakit yang sering terjadi di kawasan tersebut atau disekitar faram, contohnya: pemberian obat atau antibiotic melalui pakan.

Mendeteksi penyakit secara dini dapat dilakukan degnan cara mengamati perilaku ayam, konsumsi pakan dan air minum, kotoran yang dikeluarkan dan melakukan pengamatan paeda malam hari untuk mengetahui penyakit yang meyerang saluran pernafasan (ngorok). Jenos obat, dosis, dan lamanya pemberian obat sebaiknya disesuikan dengan rekomendasi yang tertera pada kemasan obat atau dikonsuktasikan dengan dokter hewan atau petugas kesehatan hewan.

Beberapa contoh antibiotik yang sering digunakan pada ayam, antara lain:

No.

Golongan

Bahan aktif

1.

sulfonamida

Sulfaquinoxaline

Sulfachloropynazine

Sulfapyrydozine

Sulfadimethoxine

Sulfamonomethoxine

2.

Tetracycline dan derivatnya

Chlortetracycline (CTC)

Oxytetracycline (OTC)

Doxycycline (DCL)

3.

Nitrofuran

Furazolidane

4.

Quinolon

Flumiquine

Enrofloxacine

Norfloxacine

Cyprofloxacine

Kegiatan Lainnya


  1. Menghindari stress

Stress erat kaitanya dengan system hormonal. Factor pemicu stress diantaranya: cuaca, vaksin, perlakuan. Pemicu stress akan direspon oleh otak besar (hypothalamus) yang memerintahkan otak kecil (pituitary) unutk menambah produksi hormone adenocortikotropik (ACTH). Selanjutnya hormone ACTH akan dibawa melalui peredaran darah menuju glandula adrenal yang memproduksi corticosteron. Adanya hormone ACTH menyebabkan kadar coticosteron tinggi sehingga menyebakan detak jantung bertamabah, takanan darah naik, konsumsi pakan turun, aktivitas seksual rendah, antibody yang diproduksi berkurang, daya pertumbuhan rendah, dan plasma glikogen rendah. Akibatnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit menjadi rendah.

Cara mencegah stress pada ayam:

- memberikan multivitamin dan elektrolit jika terjadi sesuatu yang menyebabkan ayam stress atau sebelum dan sesudah vaksinasi

- menghindari perlakuan kasar dan suara gaduh selama pemeliharaan

- melakukan ayam secara hati-hati dan tidak kasar selama vaksinasi

- mengusahakan lingkungan kandang tetap stabil, seperti perubahan temperature, peralatan, aktivitas sehari-hari dan petuga tidak berubah-ubah secra mendadak

- menempatkan peralatankandang secara tepat dan jumlahnya memadai

- menghindari tingginya gas ammonia


  1. Tata Laksana Pemeliharaan

Beberapa factor menejemen yang mempengaruhi terjadinya serangan penyakit pada ayam, antara lain:

- kualitas bibit

bibit ayam dipilih dari kualitas yang baik, bebas dari penyakit sesuai dengan standar tiap strain.

- system pemeliharaan

system pemeliharaan yang dianjurkan adalah system pemeliharaan system satu kali habis (all in all out system). Pada system ini pemeliharaan ayam dilakukan dengan memelihara satu grup ayam dalam 1 flock tanpa ada penambahan umur yang berbeda dalam flock tersebut. Kemudian di[anen bersamaan. System ini sering digunakan untuk ayam pedaging.

- kandang dan peralatan

kandang dan peralatan harus selalu bersih, karena kandang dan peralatan bisa menyebabkan stress pada ayam sehingga bias memicu morbiditas dan mortalitas

- pemberiann pakan dan minum

pemberian pakan harus dilakukan setiap hari sesuaidengan kebutuhan ayam, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Pemberian pakan yang salah bias memicu stress dan defisiensi salah satu nutrisi sehingga ayam banyak menemui masalah. Air minum untuk ayam harus bebas dari organisme penyebab penyakit dan memenuhi syarat kebanyakan air minum, baik secara bilogi, fisik maupun kimia.


  1. Test Darah

Test darah merupakan suatu program untuk mengontrol jenis penyakit. Pogram ini harus dilakukan secara teratur dan terjadwal, penyakit yang bias dideteksi dengan tes darah adalah penyakit yang disesbabkan oleh pullorum, thypoid, dan mycoplsma. Tes darah juga bias digunakan unutk mengetahui titer antibody ayam sehingga berhubungan erat dengan program vaksinasi yang sedang dijalankan.

Kamis, 23 September 2010

Swollen Head Syndrome

Swollen head syndrome (SHS) adalah suatu penyakit menular yang menyerang alat pernapasan unggas terutama ditemukan pada ayam pedaging (broiler) berumur 4-6 minggu. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi gabungan antara Coronavirus, Escherichia coli dan Pneumovirus serta Staphylococcus. E. coli bertindak sebagai infeksi sekunder. Penyakit ini pada mulanya ditemukan di Afrika Selatan, tetapi sekarang diketahui telah berjangkit di berbagai negara. SHS disebut juga Avian Pneumovirus yang disebabkan oleh Pneumovirus single stranded yang berukuran 80-200 nm RNA virus. Pneumovirus termasuk subfamily Pneumovirinae dan family Paramyxoviridae.


GEJALA KLINIS

Unggas yang terserang penyakit ini menunjukkan gejala bersin diikuti oleh kemerah-merahan dan pembengkakan kelenjar lakrimalis. Kebengkakan juga terjadi pada tepi mata yang melanjut ke kepala dan menurun sampai gelambir bawah dalam waktu 24-36 jam. Unggas yang terserang penyakit ini biasanya menggaruk mukanya dengan kaki. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu 5-10 hari. Virus yang sama dapat menyerang ayam dewasa dan mengakibatkan penurunan produksi telur.


PERUBAHAN PASCAMATI

Unggas yang terserang mengalami perdarahan titik dan bendung pada selaput lendir sekat rongga hidung. Apabila kulit bagian muka dibuka, akan terlihat busung dan bernanah.


DIAGNOSIS

Kepastian diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan mengidentifikasi virus Corona dari sekat hidung. Gejala klinis dapat dikacaukan oleh Newcastle disease (ND) dan snot. Untuk pemeriksaan laboratorium sebaiknya dikirimkan ayam sakit yang masih hidup.


KEJADIAN DI INDONESIA

Akhir-akhir ini, penyakit ditemukan pada ayam broiler terutama di Jawa yang mengakibatkan angka kematian dan kesakitan cukup tinggi.


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi melalui tetes mata, tetapi vaksin ini belum tersedia di Indonesia. Pengobatan dapat dilakukan dengan preparat sulfa, nitrofuran atau oksitetrasiklin untuk menurunkan kejadian infeksi.

Ayam penderita dapat dipotong dan dagingnya dapat dikonsumsi. Sisa pemotongan harus dimusnahkan dengan cara dibakar atau dibakar. Lesi bagian kepala yang sudah melanjut harus dibuang dan dimusnahkan.